Kenapa Harus Menulis ?


Aku mencoba membuat tulisan sederhana, setelah beberapa hari jari dan fikiran ini beku karena tidak menyalurkan apa yang seharusnya ada dalam kepalaku. Sebenarnya sangat banyak  hal yang ingin dituliskan. Karena terlalu banyak hingga akhirnya malah buat bingung entah mau mulai dari mana. Tulisan ini mencoba untuk mencairkan kebekuan itu.

Sesaat aku menimbang, judul apakah gerangan layak aku angkat dalam bentuk tulisan. Aku malah teringat pesan salah seorang kawan. “Tuliskan saja apa yang sedang kau fikirkan”. Akhirnya ide ini pun muncul ke permukaan setelah cukup lama berenang di dasar laut . Langsung saja, action...!

Kenapa Harus Menulis ?

Sebelum lebih jauh kita membahas kenapa harus menulis, ada baiknya kita dalami dahulu apa pengertian menulis itu sendiri.

Menurut KBBI menulis dapat diartikan  sebagai cara menulis , membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya), melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat dan sebagainya).

Mungkin banyak diantara kita yang merasa susah atau tidak terbiasa menulis. Aku  sendiri pernah mendengar pernyataan tersebut bahkan merasakannya sendiri. Pernyataan yang aneh dan kalau ditelaah sepertinya hal itu tidak mungkin, perkataan tersebut mungkin terucap hanya karena kemalasan kita saja. Jika kita menimbang pengetian menulis menurut KBBI diatas, sadar atau tidak ternyata kita adalah seorang penulis. Bahkan kalau aku boleh katakan bahwa kita adalah seorang penulis hebat, bayangkan saja sudah berapa banyak tulisan yang telah kita buat jika kita menilik dari beberapa fase pendidiakan yang telah kita lalui mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi. Mungkin jika kesemua tulisan itu dikumpulkan sudah ratusan buku yang bisa kita hasilkan. Begitu juga dengan kicauan di Twitter dan status di Facebook yang setiap hari kita buat. Akan menjadi hal yang sama jika kesemuanya kita kumpulkan.


Lantas kalau begitu, kenapa kita harus menulis ?

Menulis merupakan aktifitas yang tidak bisa kita hindarkan dalam kehidupan. Selama kita hidup tentu kita membutuhkan tulisan untuk berbagai hal. Pada intinya tujuan menulis adalah menyampaikan informasi baik berupa fakta ataupun opini dari sang penulis, yang dipindahkan dan diramu dalam bentuk huruf dan angka menjadi kata/kalimat sehingga menjadi sebuah tulisan. Hanya saja tidak semua orang hoby dan mau menuliskan apa yang sedang ada dalam benak fikirannya. Banyak motif kenapa orang menulis, ada yang tulisannya hanya untuk kepentingan pribadi seperti catatan-catatan curhat, ada juga tulisannya untuk memenuhi kewajiban seperti tulisan para mahasiswa dan ada juga tulisannya yang untuk kepentingan umum seperti tulisannya guru, dosen ataupun motivator.

 Didalam tulisanku  kali ini, ijinkan akan memaparkan alasan kenapa kita harus menulis beserta manfaat yang bisa kita dapatkan. Langsung saja cekidot ..!


1.      Menulis Bekerja Untuk Keabadiaan

Aktifitas yang terdiri dari merangkai huruf atau angka sehingga menjadi sebuah tulisan ternyata dapat mengabadikan penulis berserta momen yang sedang diabadikannya. Coba lihat hasil karya tulisan Bangsa Mesir beribu tahun yang lalu di Tembok tembok Piramida, Cerita kejayaannya masih awet dan abadi hingga sekarang. begitu juga dengan tulisan pada prasasti prasasti di Indonesia seperti prasasti Mulawarman yang ditulis sekitar abad ke V yang isinya menceritakan Raja Mulawarman memberikan sumbangan sapi  kepada para kaum Brahmana.

Begitu juga dengan Imam syafiie dengan karya terkenalnya Al Umm, walaupun beliau sudah tiada berapa ratus tahun yang lalu, tetapi kehadirannya tetap abadi lewat karya yang dihasilkannya tersebut dan tentunya masih banyak contoh contoh lainnya. Mereka tetap abadi dengan cerita dan hasil tulisannya. Mereka akan tetap ada selain mereka memang hebat, mereka juga mau menuliskan apa yang mereka ketahui dan mereka alami.

Pramoedya Ananta Noer Salah seorang sastrawan besar Indonesia Mengatakan,Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Karena Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Oleh karena itu, Jika kita ingin menjadi orang yang tetap terus abadi dan tidak ingin hilang dari peredaran muka bumi, maka menulislah. Apalagi jika hasil dari karya tulis yang kita hasilkan tersebut dapat memberikan efek dan bermanfaat bagi orang banyak. Tentu akan sangat luar biasa bukan ? selain nama kamu akan abadi, kamu juga akan mendapatkan pahala jariyah dari ilmu yang telah kamu sampaikan dan diamalkan oleh para pembaca. Double manfaatnya.

2.      Menulis Untuk Mengikat Ilmu

Imam syafi’ie pernah berkata, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Ucapan tersebut tentunya keluar bukan tanpa sebab. Pasti ada manfaatnya. Ijinkan aku mencontohkan , misal ketika sedang terjadi proses belajar mengajar dan kita sedang mendengarkan pemaparan materi ilmu dari guru/ dosen  tapi tidak mencatatnya , maka hampir bisa dipastikan ilmu yang tadi telah disampaikan akan cepat hilang, karena sudah menjadi kodrat bagi manusia yang memang sering lupa. Akan lebih efektif lagi jika apa yang di dengar dan dilihat dari proses belajar mengajar tersebut dicatat. Bahkan kalu dikampusku ada beberapa dosen yang mewajibkan mahasiswa untuk me-resume buku kuliah yang sudah dibeli. Kalau dipikir – pikir hal ini menambah tugas mahasiswa saja, sudah punya buku koq  malah menulis lagi, hak ini ternyata mempunyai kandungan hikmah, maksud dan tujuan dosen tersebut adalah untuk memberikan kesadaran kepada mahasiswa bahwa apa yang ditulis tadi akan bisa diingat. Karena kalau kita sudah menulis (me-resume) maka sudah tentu kita juga akan membacanya. Aku pernah mendengar suatu survei yang mengatakan bahwa orang yang hanya membaca dengan orang yang membaca dan menuliskannya mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang berbeda, orang yang membaca dan menuliskannya biasanya akan lebih awet ilmunya dan bertahan lama ingatannya.
  
3.      Menulis Mengasah Kreatifitas

Dengan menulis, secara tidak langsung kita sudah mengasah kreatifitas. Kita juga sudah mengasah otak untuk tidak hanya diam tanpa makna. Kalau tubuh saja akan merasa fit jika berolah raga, maka aku menganalogikan kalau otak juga akan merasa fit jika dipakai untuk menulis. Karena dengan menulis kita telah memainkan peranan otak untuk dapat berfikir sehingga kemampuan otak bisa terus berkembang. Tentunya otak akan lebih baik jika sering di asah sehingga dapat menampilkan kreatifitas yang nantinya pasti akan sangat berharga bagi kehidupan kita kelak.

4.      Menulis Mendatangkan Materi

Point terkahir ini akan bisa didapatkan jika kita sudah sering melakukan kegiatan menulis, apalagi jika menjadikan kegiatan menulis sebagai sesauatu hobi yang biasa dilakukan, maka materi biasanya akan datang dengan sendirinya. Oh iya, jangan lupa juga untuk berlatih tehnik tentang tata cara kepenulisan yang baik dan benar agar lebih mengarahkan hasil dari karya tulis kita nantinya.

Coba saja kamu lihat penulis-penulis hebat seperti , Raditya Dika, Andrea Hirata, Habiburrahman el Shirazy, Oki Setiana Dewi, Dee dan lain lain, tulisan yang mereka lahirkan sangat baaik sehingga bisa menghasilkan materi yang sangat banyak nominalnya. Intinya penulis itu tidak ada yang tidak kaya. Namun aku malah menganjurkan untuk diriku pribadi dan kawan kawan sekalian agar point terakhir ini jangan dahulu difikirkan, menulis sajalah dahulu tanpa mengarapkan materi. Ikhlas saja dalam melaksanaknnya, apalagi bagi para pemula. Jika kita sudah terbiasa menulis dan hasilnya berkualitas, maka aku yakin yang namanya materi pasti akan datang dengan sendirinya.

Demikianlah sedikit ulasanku kenapa kita harus menulis, terakhir aku mengumpulkan beberpa quot yang semoga saja bisa membangkitkan semangat kita bersama dalam menulis berbagai hal yang bermanfaat.

Imam Syafiie,“Ikatlah ilmu dengan Menuliskannya”

Pramoedya Ananta Toer, Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Karena Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

Napoleon Bonaparte, ”Saya lebih merasa takut terhadap 1 orang penulis ketimbang 1000 orang tentara,

Heinrich Boll, “Di belakang tiap kata berdiri suatu dunia, tiap orang yang menggunakan kata harus menyadari bahwa ia mengguncang dunia”.

Nadine Gordimer, sastrawan asal Afrika Selatan,“Pada mulanya adalah kata, tetapi kemudian menjadi senjata”.



KH M Isa Anshary, seorang tokoh pergerakan Islam di Indonesia menuliskan: “Revolusi-revolusi besar di dunia selalu didahului oleh jejak pena dari seorang pengarang. Pena
pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang”


#Semangatnulis
  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.

Pages