Perjalananku menuju air
terjun ini terjadi dikarenakan adanya pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut
Nasional Pena Persma 2014 yang diadakan oleh LPM Dinamika, organisasi tempatku
bernaung. Ya walaupun aku sudah hampir tiga tahun menimba ilmu di Kota Medan,
tapi keterbatasan waktu dan biaya membuatku jarang bepergian apalagi berwisata
menjelajah Indahnya panorama Sumatera Utara, Propinsi tempatku tinggal dan
dibesarkan.
Setelah tiga hari berkutat
dengan materi dan padatnya jadwal yang ditentukan oleh panitia, akhirnya pada
hari Minggu aku beserta para peserta mengadakan jalan-jalan, dalam setiap
pelatihan jurnalistik mahasiswa, agenda
ini selalu menjadi agenda wajib dan ditunggu tunggu setiap peserta pelatihan.
Singkat cerita, tak
memakan waktu yang cukup lama akhirnya rombongan kami tiba di air terjun
Sipiso-Piso. Hal pertama yang ada dalam benakku saat itu adalah bersyukur
mengagungkan kuasa sang Maha Pencipta, betapa Indahnya Indonesia kawan, Ini tanah
surga, gumamku. Sejuknya udara, hijaunya pohon, birunya air , riuhnya gemercik
air, terjalnya bukit semakin menambah eksotisme tempat ini.
Sipiso-Piso sendiri terletak
di Desa Tongging, Kecamatan Merek Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Jaraknya
sekitar 24 km dari Kota Kabanjahe. Akses jalan menuju objek wisata ini terbilang
cukup bagus. Fasilitasnya juga cukup memadai. Tak heran kalau air terjun ini
menjadi ikon dan objek wisata unggulan Propinsi Sumatera Utara. Beberapa kali
aku sering menyaksikannya di televisi. Bahkan ada iklan dari minuman bernergi
pernah mengambil gambarnya disini. Dan akhirnya, pada hari ini akhirnya aku
bisa merasakan keindahannya juga. Banyak
wisatawan yang berdatangan ke air terjun ini, tak hanya wisatawan domestik,
namun juga wisatawan mancanegara hilir mudik dihadapan kita.
Dikatakan Sipiso-piso
dikarenakan air terjun yang dalam bahasa setempat berarti pisau ini aliran
airnya menghujam cukup deras layaknya bilah pisau yang tajam ketika turun dari
atas ketiggian bukit. Cukup masuk akal sih, karena air ini terjun bebas dari
atas ketinggian 120 meter atau 360 kaki hingga menyentuh tanah. Bisa
dibayangkan bagaimana rasa sakitnya badanmu ketika berada dibawah air terjun
ini?
Tak sabar hanya
memandang dan mendengarkan kisahnya, akhirnya aku buktikan sendiri untuk segera
menjelajahinya. Tak sadar, ternyata aku kalah cepat dari rekan-rekanku para
panitia dan peserta Pena Persma.Ketika aku masih terhenyak menyaksikan
keindahannya dari atas, rekan-rekanku sudah menuruni anak tangga dan hampir
berada dibawah. Dengan segera aku mengejar dan mencoba ikut bergabung dengan
mereka.
Untuk bisa berada dekat
dengan air terju sipiso piso,aku harus rela menuruni anak tangga yang jumlahnya
lumayan banyak. Sempat ada tercetus ide dari salah satu rekanku untuk
menghitung jumlah anak tangga yang ada. Namun tampaknya niat itu urung
dilakukan. Entah dia lupa atau karena merasa lelah. Tapi yang pasti aku tak
mendengarkan hasil dari hiunagnnya hingga sekarang.
Pada awalnya menuruni
anak tangga disini tidak berasa apa-apa,
namun lama kelamaan dengkul nya berasa denyut juga. Anak muda sekarang bilang,”sakitnya
tuh disini,” sambil nunjuk dengkul. Meskipun begitu hijaunya pepohonan dan
sejuknya hembusan udara seakan melupakan itu semua.
Aku punya sedikit pesan
untuk kawan-kawan yang datang dan menikmati Keindahan Sipiso-Piso ini. Mohonlah
keindahannya dijaga, jangan dirusak apalagi dikotori, hal ini sangat mencolok
dan mengganggu mata, kalian pasti tahu
maksudku,kalau bawa makanan ya sampahnya dibuang ke tempatnya, jangan dibuang
sembarangan, terbayang gak kalau semua pengunjung melakukan aksi yang sama,
bisa jadi TPS kan Sipiso-Piso nya. Selain itu kalau kawan-kawan hobi menulis ya
disalurkan ke jalurnya . Ada banyak loh media yang bisa kawan kawan manafatkan,
bisa ngeblog kayak yang aku buat gini, bisa juga buat buku, atau apapun lah
yang penting jangan corat coret fasilitas yang ada.Tulisan kawan kawan yang ada
di jejeran anak tangga dan setiap pos gardu pandang itu sangat menggganggu dan
gak sedap dipandang mata. Semoga kawan kawan bisa tergugah untuk sama sama
menjaga dan merawat keindahan Sipiso-Piso hingga bisa kita wariskan untuk anak
cucu kita di masa yang akan datang. Lah, koq jadi ceramah yah...:D
Lanjut cerita, Setelah
30 menit menyusuri anak tangga akhirnya aku bisa berada di lembah, merasakan
dinginnya gemercik air dan butiran butiran air yang menghujam udara dan tanah. Namun
dikarenakan kondisi badanku yang agak kurang fit, maka aku memutuskan untuk
tidak ikut mandi dan membasahi diriku seperti yang dilakukan oleh rekan
rekanku. Mungkin lain waku aku pasti kemari lagi dan menikmati derasnya hujaman
air sipiso-Piso dari dekat.
Bagi kawan-kawan yang
mau mengunjungi air tejun ini aku sarankan untuk berada dalam kondisi yang fit
dan sehat. Hal ini dikarenakan untuk menuju kelokasi ini dibutuhkan tenaga
ekstra dan perjuangan yang cukup melelahkan.Bawa bekal yang cukup baik makanan
ataupun minuman, namun jika kawan-kawan tidak mau repot masih ada koq lapak
pedagang yang menyediakan aneka makanan dan minuman untuk mengisi perut yang
keroncongan.Tapi harganya lumayan mahal, sebandinglah dengan perjuaangan para
pedagang untuk bisa sampai dibawah.
Jangan lupa untuk mengabadikan
keindahan Sipiso-Piso dan kabarkan kepada dunia bahwa Indonesia itu adalah
Surga yang mempesona.Kita punya potensi yang bisa dikembangkan untuk menjadi
kebanggan dan destinasi wisata dunia. Oleh karena itu menjadi tugas kita
bersama untuk merawat dan menjaga keindahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.