Mimpi Kecil




Mungkin tulisan ini terlihat agak konyol ketika dibaca, atau ada yang menganggapnya norak ataupun kampungan, ya terserahlah. Namun yang pasti aku ingin membuktikan kedahsyatan mimpi seperti yang banyak diteorikan. Aku sangat yakin, bahwa jika kita punya mimpi, apapun mimpinya jika kita deklarasikan dan kita usahakan pasti akan berbuah hasil yang maksimal. Semoga dengan menuliskannya dan mempublishnya dalam blog ada nantinya setiap dari kalian yang membaca bisa menyelipkan sedikit doanya untuk bisa mewujudkan mimipiku. Setalah tulisan ini terbit, aku akan menunggu mimpi ini terwujud dan menceritaknnya kembali kepada kalian nantinya, Insya Allah.

Aku saat ini sedang menimba ilmu di IAIN Sumatera Utara, jurusan Perbankan Syariah, aktif dan dan tergabung dalam organisasi Intra kampus Pers Mahsiswa Dinamika. Saat ini aku menempati posisiku sebagai Pemimpin Redaksi setelah sebelumnya sempat menjadi seorang reporter. Hampir tiga tahun belakangan ini LPM Dinamika selalu menyelenggarakan Event besar yang diberi nama Pelatihan Nasional Pers Mahasiswa dengan mengundang rekan rekan pers mahasiswa hampir dari seluruh Indonesia. Pena Persma pertama dimulai pada tahun 2012, dengan mengangkat tema Jurnalisme Verifikasi dan mendatangkan pemateri nasional dari Dewan Pers, Komisi Informasi, Harian Republika serta Aliansi Jurnalis Indevenden (AJI). Setahun berselang Pena Persma kembali digelar dan masih mengangkat tema yang sama namun dengan pemateri yang berbeda. Pada masa itu kami berhasil mendatangkan pemateri sekelas Meutya hafid ex Jurnalis Metro Tv . Nah pada tahun 2014 ini Pena persma kembali hadir dengan mengangkat tema Jurnalisme Bencana dan mengadakan pelatihan liputan langsung ke Gunung Sinabung.

Terlibatnya aku dalam kegiatan Pena Persma membuat aku sering keluar masuk Bandara, hal ini pertama kali terjadi pada tahun 2012 dan 2013, kala itu aku diamanahakn untuk menjabat sebagai manajer Humas yang memaksaku untuk selalu berkomunikasi dengan peserta hingga memandu para peserta untuk bisa sampai dan tiba dengan selamat di Medan. Untuk itu aku harus juga bersiap menunggu dan menjemput kedatangan mereka di Bandara. Peserta Pena Persma pada waktu itu berasal dari 4 pulau terdiri dari Sulawesi, Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Keterbatasan biaya memaksa ku untuk mengantar dan menjemput peserta menggunakan sepeda motor, bisa dibayangkan bagaimana asyik dan serunya tugas seorang humas masa itu yang harus keluar masuk bandara dengan jarak hampir 30 km dan mesti membawa barang bawaan yang lumayan banyak jumlahnya seperti tas koper dan perangkat-perangkat lainnya, walaupun begitu aku berusaha untuk tetap menikmatinya.

Pada tahun 2014 ini, aku menjabat sebagai steering Comitte. Meskipun begitu aku tak mau hanya tinggal diam apalagi ketika banyak dari adik-adik kru ku mengalami rasa kelelahan. Maklumlah acara sekelas Pena Persma selalu menyita perhatian kami setiap tahun karena ini merupakan agenda besar tahunan yang selalu kami jadwalkan, untuk itu kadang kadang kami mesti merelakan waktu, tenaga dan fikiran kami untuk mnyuskseskan Pena Persma ini.

Tahun ini, Aku juga ikut berpartisipasi untuk menjemput dan menghantarkan peserta di bandara. Bahkan jauhnya jarak bandara ke kampus sudah tidak begitu aku rasakan. Aku berusaha ikhlas dan menikmatinya.

Perjalananku yang  keluar masuk bandara tak hanya mengantarkan peserta Pena Persma saja, beberpa kali aku juga mengantarkan rekan-rekan ku yang akan berangkat mengikuti pelatihan Jurnalistik ke luar kota, dan rekanku yang akan nekerja diluar kota.Karena seringnya aku sampai hafal lokasi-lokasi yang ada di Bandara.

Sesekali aku pernah berrgumam dalam hati, “kapan ya aku yang diantar ke Bandara?” Pertanyaan itu sangat sering muncul akhir akhir ini. Jujur walaupun  aku sudah sebesar ini namun belum sekalipun aku pernah menaiki pesawat. Aku bahkan masih ingat mimpi ketika aku kecil di masa SD dahulu untuk bisa menaiki pesawat, Kini, spertinya mimpiku sudah hampir terwujud. Ya walaupun baru bisa dari jarak dekat memandangi pesawat dari balik kaca bandara.

Aku pernah berjanji untuk bisa terbang naik peswat dan menginjakkan kakiku ke tanah leluhurku, tanah Jawa. Untuk bisa mewujudkan mimpiku itu saat ini aku selalu berdoa dan berusaha menabung serta mencari info tentang apapun yang bisa mengantarkaku untuk bisa terbang kesana. Bahkan dalam setiap profil yang kubuat, baik itu dibuku, di blog atau dimanapun aku selalu memploklamirkan diriku untuk bisa menjelajah negeri ini dan menceritakan keindahannya kepada kalian semua. Itu merupakan mimpi terindah yang sangat ingin ku raih. Semoga Allah mendengar doaku dan mengabulkan mimpiku.


Ada orang yang pernah berkata, selama mimpi itu tidak bayar, maka bermimpilah. Jangan takut untuk bermimpi. Iringi mimpimu dengan doa. Semoga mimpi ku dan mimpi kita semua dapat terwujud, serta jangan lupa bagi kita untuk selalu berusaha untuk meraih apapun yang kita impikan. Yakinlah selama yang kita impikan itu baik, Allah pasti akan mengabulkannya. Allah itu maha mendengar, Maha pengasih, Maha penyayang dan Maha pengabul doa, kalaupun mimpimu nantinya belum terwujud, yakinilah bahwa Allah pasti menyiapkan mimpi-mipi yang lebih baik dari apa yang kau impikan. Kalupun tak bisa terwujud di Dunia, semoga Allah bisa mewujudkan mimip-mimpi kita di Akhirat kelak dalam keadaan dan kondisi yang lebih baik dari apa yang kiita impikan di dunia ini.

Medan, 23 Oktober 2014
‘the Dreamer’



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.

Pages