Dewasa ini, perkembangan media sungguh sangat luar biasa, bahkan
sekarang sedang marak di tengah-tengah kita istilah jurnalisme warga. Hal ini mengindikasikan
bahwa setiap orang pada saat sekarang bisa turut serta dalam merekam dan
mengabarkan kejadian-kejadian disekitarnya. Penyebabnya karena semakin mudahnya
perangkat elektronik dijangkau oleh warga yang didukung dengan berbagai fitur-fitur
canggih dengan harga yang realatif murah. Salah satu fitur yang bisa
dimanfaatkan dalam perangkat elektronik terkini
adalah fitur merekam video.
Banyak hal yang terjadi disekitar kita, salah satunya adalah
tentang mirisnya kondisi bangsa ini dengan berbagai kekayaaan alam yang sangat
melimpah namun taraf kehidupan warganya masih jauh dari taraf hidup layak. Coba saja
lihat banyaknya anak jalanan dengan usia belia yang sedang mengamen disekitaran
lampu merah, padahal seharusnya seusia mereka itu berada di sekolah. Selain itu,
lihat juga banyaknya pemulung dan pengemis di sekitaran jembatan layang dan di berbagai
tempat lainnya. Ironisnya, kondisi tersebut sangat berbanding terbalik dengan
kondisi kekayaan yag dimilki oleh bangsa ini. Sungguh sangat miris jika kita
saksikan. Maka dari itu, perlu sebuah kritikan yang bisa kita sampaikan kepada
pemerintah untuk Indonesia yang lebih baik.
Banyak cara yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan kritik sosial
tersebut, salah satunya adalah dengan memanfatkan berbagai media yang ada, dalam
hal ini kita bisa membuat film
dokumenter dengan perangkat elektronik yang kita miliki. Namun, sebelum
pembahasan berlanjut, ada baiknya kita cari tahu dahulu tentang film dokumenter
itu sendiri.
Menurut Kamus Istilah Televisi dan Film (Ilham Zoebazary, 2009), definisi
film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan cerita nyata, dilakukan pada
lokasi yang sesungguhnya, juga sebuah gaya dalam memfilmkan dengan efek
realitas yang diciptakan dengan cara penggunaan kamera, suara, dan lokasi.
Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung subjektivitas
pembuatnya, yakni sikap atau opini pribadi terhadap suatu peristiwa. Karena
itu, film dokumenter bisa menjadi wahana untuk mengungkapkan realitas dan
menstimulasi perubahan.
Kekhasan film dokumenter adalah posisinya yang mengkombinasikan dua
hal: sains dan seni. Dengan kata lain, film dokumenter adalah “fakta yang
disusun secara artistik”, mengungkapkan berbagai kondisi dan masalah manusia. Film
dokumenter adalah ekspresi perjuangan manusia untuk memahami dan memperbaiki
kualitas hidupnya.
Yang perlu digaris bawahi, ternyata terdapat beberapa jenis film
atau karya audio-visual yang hampir mirip dengan film dokumenter, yang
terkadang sulit dibedakan, misalnya film dokumentasi dan jurnalistik televisi.
Persamaan antara karya dokumenter, dokumentasi dan jurnalistik televisi adalah
objek materialnya. Ketiga genre karya ini sama-sama membahas segala sesuatu
yang bersifat faktual dan aktual. Perbedaan dari ketiga jenis karya ini adalah film
dokumentasi merupakan perekaman gambar dan suara yang hanya merekam kejadian
faktual dan aktual tanpa didasari ideologi apapun untuk disebarkan kepada
penontonnya, juga tidak memiliki alur cerita. Dalam junalistik televisi, tayangannya
berdasarkan perekaman gambar dan suara faktual untuk disampaikan pada pemirsa
setelah melewati proses editing untuk disesuaikan dengan naskah pemberitaan. Jadi
dalam karya jurnalistik televisi sudah ada ideologi. Sedangkan film dokumenter
merupakan sebuah film yang menggunakan perekaman gambar dan suara yang faktual
dan aktual. Film jenis ini juga memiliki tujuan dan ideologi, sehingga
seringkali dikaitkan dengan jurnalistik. Namun perbedaan antara dokumenter
dengan tipe audio-visual lainnya adalah story-telling (penceritaan) yang
dimiliki karya dokumenter, sedangkan karya jurnalistik dan dokumentasi tidak
memilikinya.
Nah, lantas mengapa kita harus membuat film dokumenter sebagai
media kritik sosial terhadap pemerintah? Sebagai mahasiswa yang notabene
menyandang gelar sebagai agent of change, maka sudah seharusnya
kita lebih peka terhadap kondisi yang terjadi disekitar kita, dalam hal ini
membuat film dokumenter bisa dijadikan suatu media untuk menyampaikan kritikan
tersebut. Media film dokumenter ini diambil karena mayoritas orang membuat film
dokumenter itu dengan tujuan menyampaikan dan menampilkan aspek dalam kehidupan
manusia. Karena film dokumenter bukan hanya ditujukan
untuk sekadar menyampaikan informasi dan mengetahui topik yang diangkat. Namun,
agar penonton juga mengerti dan mampu merasakan problematika yang dihadapi masyarakat
dalam lingkungan sosial. Pembuatan film dokumenter ini juga diharapkan mampu
membuat penonton tersentuh dan bersimpati kepada film yang disajikan tersebut. Untuk itu, diperlukan
juga pengorganisasian cerita yang bagus dengan karakter yang menarik, alur yang
mampu membangun ketegangan dan sudut pandang yang terintegrasi. Dalam hal ini,
tentunya kritik dan kondisi sosial yang sedang terjadi di sekitar kita diharapkan
bisa disampaikan kepada para penonton yang akan menikmati film dokumenter yang
kita sajikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.