Sampai detik ini, aku masih belum percaya dengan kabar akan
perginya salah satu orang yang sangat berpengaruh dalam hidupku. Ku fikir
ucapannya saat itu hanya sekedar rencana tanpa realisasi, namun kini ketika
masa itu hampir tiba, aku sangat-sangat merasakan kehilangan. Kalaulah saja aku
bisa mencegah kepergiannya, aku akan melakukannya. Tapi tindakan ku ini tentu sangat tidak bisa
dibenarkan. Aku tak punya alasan mendasar untuk melakukan hal tersebut. Lagian
kepergiannya bukanlah untuk hal hura-hura melainkan untuk hal yang sangat mulia yakni menimba ilmu agama ( Mondok
di salah satu pesantren di Pulau Jawa).
Aku juga masih bingung dengan keputusan yang diambilnya untuk
mondok lagi. Kalau Kebanyakan orang kan setelah menyelesaikan kuliah biasanya
ingin melanjut S2 namun Ia malah ingin mondok dan belajar ilmu agama. Tak
tanggung tanggung, mondoknya itu selama 4 tahun. Yang buat sedihnya adalah tak
bisa berkomunikasi lagi dengannya karena di lokasi pondoknya itu tak
diperbolehkan membawa hp dan alat komunikasi lainnya. Padahal kalau dipikir dan
dicermati ilmu agamanya itu sudah mumpuni untuk ukuran pemuda sepertinya karena
ia juga tamatan pesantren dan sering ngaji dimana-mana. Secara materi juga sudah
cukup lumayan karena saat ini ia sudah mengajar di salah satu sekolah yang
sangat terkenal di Kota Medan (MAN 1 Medan) Yah bagaimanapun tampaknya itulah jalan yang dipilihnya...
Namanya Irhas Pulus, Pemuda 23 tahun yang hobi bermain bola ini
sudah kuanggap sebagai abang kandungku sendiri. Selain berprofesi sebagai guru,
ia juga seorang trainer TIK, blogger, penulis, dan desainer grafis. Ilmunya
sangat banyak, sangat layak untuk digali.
walupun begitu, ia tidak pernah
sombong dan selalu rendah hati dan sabar mengajari siapa saja yang mau bertanya
dan menggali ilmunya. Aku sendiri selalu minta diajari mulai dari belajar
ngeblog, nulis, sampai desain. Sebenarnya Bang Irhas usianya sepadan
denganku, tapi aku sangat
menghormatinya. Tidak hanya sebagai abang senioranku di LPM Dinamika tetapi
juga sebagai mualim yang selalu membimbing dan mengajak Aku dan rekan rekan ku untuk
gemar mengaji mendalami ilmu agama. Setiap hari Jumat, Bang Irhas lah yang
mengisi dan memberikan pencerahan kepada kami para kru LPM Dinamika dalam
program yang diberi nama Dinamis ( Dinamika Mengkaji Islam ).
Sosoknya yang rendah hati dan penuh wibawa ini sungguh menjadi
panutan di antara kru kru yang lain. Tak henti hentinya Bang Irhas mengajak dan
membuka cakrawala kami untuk terus mempelajari ilmu agama, Walau banyak
diantara kami yang merasa malas atau bahkan tak menghiraukan ajakanya itu,
namun Bang Irhas tak pernah patah semangat untuk terus mengajak kami agar gemar
mengaji. Dengan sabar ia selalu mengayomi dan mengingatkan kami tentang
pentingnya mengaji.
Selain di Dinamika, Bang Irhas juga mengajak kami untuk mengaji di
berbagai majelis taklim, baik di rumahnya ,di rumah gurunya ataupun di
masjid-masjid yang menyeelnggarakan pengajian. Setiap malam Minggu kami mengaji
di Al Ittihad kompleks wartawan, tapi lebih seringnya lagi kami diajak untuk
mengaji dirumah abangnya di daeerah Tembung. Sebelum berangkat mengaji kami
yang jumlahnya bisa sampai 5-10 orang selalu diajak untuk makan dengan hidangan
istimewa dirumahnya. Ini salah satu hal yang membuat kami semangat selain acara
mengaji nya itu sendiri ( Maafin kami ya Bang Irhas kalau makannya sering gak
pake kaca spion ) Banyak makanan dan minuman yang tersedia selalu kami
habiskan. Bang Irhas pun mempersilahkan kami untuk tidak sungkan dan
menggunakan apa saja yang ada di rumahnya. Kalau kepingin ngeteh ya kami
dipersilahkan tuk buat teh, kepingin ngopi ya buat kopi, kepingin makan lagi ya
diperbolehkan makan lagi kalau memang nasi dan lauknya masih ada, bahkan kalau kepingin tidur ya tempat tidurnya yang kami
tiduri, malahan bang Irhas yang tidurnya dibawah. Keluarga Bang Irhas pun
sangat baik dan ramah menyembut kedatangan kami. Baik itu Ibu, bapak maupun
abang -abangnya, yah walaupun kami sering gak sopan dalam bertingkah laku di
rumahnya. Namun mereka sangat ramah dan bersahaja. Aku bahkan menganggap keluarga
ini sebagai bagian keluargaku di Kota Medan. Setelah pengajian diwaktu malam selesai,
kami juga dipersilahkan untuk tidur dan menginap dirumahnya hingga akan kembali
mengaji pada Minggu paginya. Begitulah seterusnya. Dirumahnya ini kami
dipersilahkan untuk menganggapnya sebagai rumah kami sendiri, banyak hal yang
kami lakukan disini.
Hal indah yang pernah kulalui bersamanya adalah ketika hari raya haji
kemarin, waktu itu aku memutuskan untuk tidak balik kampung mengingat berbagai
tanggung jawab yang harus kuselesaikan sebagai panitia Pena persma. Nah
menjelang hari raya hajinya aku baru sadar kalau tinggal di Medan dalam keadaan
hari-hari besar itu ternyata sangatlah menyedihkan. bagaimana tidak, aku sangat
merasakan kesepian. Disaat orang lain merasakan kebahagiaan bersama keluarga yang
dicintainya tapi aku malah berada di Medan sendirian. Teman-temanku pada pulang kampung semua
termasuk juga teman satu kost ku. Selain itu, untuk mencari makananan di hari-
hari besar itu sangatlah susah. Warung nasi kebanyakan tutup semua. Aku pun
sempat bingung mau kemana. Namun kebingunganku itu tak berlangsung lama ketika
bang Irhas menawariku untuk menginap dan merayakan hari raya haji di rumahnya.
Dengan gembira aku pun menyambut tawarannya. Banyak kegiatan yang kami lakukan
sewaktu hari raya haji kemarin dan dapat menghilangkan kesedihaku, mulai dari
Sholat Ied bareng di Masjid Al Musanif sampai ikut-ikutan berpartisipasi menjadi
panitia kurban dengan mencincang dan memotong lembu di rumahnya Bang Irhas karena
keluarganya berkurban dan memotong hewan kurbannya itu di dekat rumahnya.
Akhirnya, walau jauh dari keluargaku namun aku tetap bisa menikmati kebahagiaan
bersama keluarganya dan yang pastinya lagi aku tetap bisa makan lontong dan daging
di hari raya Kurban itu Hehe..
( Terima Kasih banyak bang Irhas )
( Terima Kasih banyak bang Irhas )
NamunKini, kebersamaan yang sering kami lalui akan segera berkahir.
Bertepatan dengan 1 Muharram 1435 H, Bang Irhas mengundang kami untuk
mengadakan Dinamis terakhir dirumahnya sekaligus mengadakan syukuran untuk
keberangkatannya mondoknya ke Jawa. Hampir seluruh kru memenuhi undangannya yang
jumlahnya hampir 50-an lebih. Setelah acara Dinamis kemudian dilanjutkan dengan
makan bersama, tibalah saatnya penyampaian kata-kata terakhir baik pesan maupun
kesan dari masing masing kru. Disinilah banyak kru terpaksa menyerah tak bisa
berbicara dan menitikan air mata, termasuk juga diriku. Jujur sebenarnya aku
adalah laki-laki yang tegar dan tak terbiasa menangis. Mungkin karena faktor
kedekatan dan emosi mengingat banyaknya hal yang telah aku laui bersama Bang
Irhas hingga akhirnya air mata ku pun tak terbendung, aku tak sanggup melepas
kepergiannya, bahkan untuk berbicara aku juga gak bisa, suaraku serak dan dadaku
rasanya sesak.Walaupun begitu aku berusaha untuk menyampaikan pesan dan kesan
yang ada dalam fikiranku saat itu. Dengan terbata bata aku pun biacara dengan
nada melo yang aku tak tahu pasti penyebabnya.( Setelah acara itu banyak kawan-kawan
yang ngetawain aku, tapi biarlah karena itu hal yang tak pernah ku buat buat, murni keluar dari dalam lubuk hati terdalam)
Kepergiannya untuk mondok lagi ke Jawa seakan membuktikan kepada
kami untuk terus giat mengaji, bahkan untuk memompa semangat kami Bang Irhas memberi
nama khusus kepada kami, untuk yang laki laki diberinya nama Laskar PELANGI (
Laskar pemuda gila ngaji ) dan untuk yang perempuan ia beri nama PERMATA (
Perempuan-perempuan majelis taklim ) sungguh nama yang indah bukan, yah
walaupun kami tak segila sebutannya itu dan masih sering bermain main dalam
mengaji tapi setidaknya ia memotivasi kami untuk terus istiqamah dalam mengaji.
Aku ingat salah satu ucapannya, “Gak apa apa masih ngaji tapi bandel, daripada
bandel masih belum mau ngaji, setidaknya kita masih dapat nilai lebih, dari
pada yang bandel dan gak mau mengaji sama sekali. Tapi memang lebih bagusnya lagi kalau uda ngaji dan gak bandel. Ikuti aja
prosesnya, ” begitu jelasnya.
Terima kasih banyak bang atas ilmunya, inspirasinya, kesabarannya
dalam membimbing dan mengajari kami, oh ya terima kasih juga atas pin semangat
ngaji nya. Insya Allah kami akan mengamalkan apa yang abang bilang dan ajarkan.
Jangan lupa doakan kami selalu agar bisa istiqamah ya.
Pin pemberian Bang Irhas, dibagikan kepada para Laskar Pelangi dan Permata |
Di akhir catatan ini aku hanya bisa menitip do’a, semoga Bang Irhas
deberikan kemudahan untuk menyerap ilmu-ilmu agama dipondoknya nanti dan dapat
mengapilkasikan ilmu-ilmunya sehingga akan menjadi ulama yang tidak hanya
menyinari harti kami tetapi juga bisa menyinari hati seluruh umat Islam diberbagai
penjuru negeri.
Dibawah ini aku juga mau ngutip perkataannya sewaktu acara
perpisahan semalam
Jika kamu orang yang berpengaruh, maka pengaruhilah orang-orang untuk dekat kepada agamaJika kamu orang yang perkatannya didengar, jadikanlah perkataanmu itu agar didengar orang untuk dekat kepada agamajika kamu orang yang langkahnya dilihatJadikanlah langkahmu itu untuk orang agar ia dekat kepada agama
By : Irhas BSW
#SEMANGATNGAJI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.