Redenominasi Layak Diterapkan

Rencana pemerintah Indonesia untuk menyederhanakan nilai mata uang (Redenominasi) terus mendapat perhatian dan kajian dari berbagai kalangan, salah satunya dilontarkan oleh Benjamin Gunawan, pengamat ekonomi Sumatera Utara.
Menurutnya, Indonesia layak menerapkan redenominasi jika dilakukan dengan strategi dan sosialisasi yang tepat. “Pemerintah akan mensosialisasikan redenominasi secara bertahap, sosialisasi pertama dilakukan setelah Pilpres nanti dan akan berlangsung selama tiga tahun. Setelah itu, akan ada penyuluhan yang dilakukan, setahun setelah penyuluhan barulah akan dibagikan kepada masyarakat, targetnya pada tahun 2025 sudah tidak ada lagi uang lama,” ungkapnya (24/5/2014).

Benjamin juga menambahkan kalau redenominasi akan jauh lebih heboh dampaknya dari Pemilu Pilpres yang akan berlangsung, “ Kalau Pemilu Pilpres gagal, yang akan mengalami dampaknya hanya sang kandidat presiden dan para pendukungnya saja, namun jika redenominasi gagal maka akan berdampak terhadap kondisi perekonomian negara yang bisa menyebabkan krisis ekonomi, bahkan bisa sampai seperti yang  terjadi pada tahun 1998 lalu,” tandasnya.
Untuk mengalami resiko kegagalan, pemerintah terus melakukan kajian dan penelitian terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi apabila redenominasi diterapkan. Salah satunya adalah dengan melakukan kajian terhadap beberapa negara yang gagal melakukan redenominasi seperti Rusia dan Argentina.
“Penyebab kegagalan di Rusia, karena dipikir masyarakatnya sudah maju , pemerintahnya cuma mengedukasi masyarakat sedikit, selain itu anggaran sosialisasinya juga minim. Sedangkan di Argentina sistem perbankannya yang tidak berjalan dengan baik. Intinya Pemerintah juga terus melakukan kajian terhadap negara-negara yang gagal,” jelasnya.

di muat di LPMDinamika.CO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejak kamu di sini ya..!
Silahkan isi dan komentari dengan sopan
Salam Blogger.

Pages